BARACK OBAMA AND 'ASSAAMU ALAIKUM'
As my thinking before. I believe that Obama loves Muslim, even he is a Christian. I believe it because his late father is a Muslim. Morever he said in Egypt yesterday about 'Assalamu Alaikum' from his Moslem citizen and he told that he knows Islam cause he ever lived among Muslim. Including when he was living in Jakarta Indonesia.
I am very pleasure to hear that he likes if a doubt between Muslim and west will be end. No enemy anymore, no doubt anymore. And he is a guarantie of this peacefull. He is a smart leader. I admire him. But I like if he comes to my country Indonesia. I like if he looks his school long time a go, he looks his all of his friends in Menteng Jakarta any more. Maybe he will lover eastern than now. I did not say that he does not love eastern. He loves everything, he is a leader of the world. I just like if he looks again his last days in Indonesia. I believe that he feels long to come to Indonesia. Cause he ever studied in my country for years.
My writing is enought. I can not write more detail. I am sorry if many mistakes of tense in my page. I just write my opinion and feeling about Barack Obama, the leader of the world. Salam for Barrack Obama and Salam for Susilo Bambang Yudoyono as my president.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you
Friday, June 5, 2009
Monday, April 27, 2009
MAU TAHU TENTANG HAJI DAN UMRAH
Bila ada pertanyaan:
Apa sebenarnya yang dikerjakan jemaah haji Indonesia di Arab Saudi?
Apa yang dikerjakan di Mekkah?
Apa yang dikerjakan di Madinah?
Apa kegiatan di Arafah?
Apa kegiatan di Muzdifah?
Apa kegiatan di Mina?
Semua ini telah terjawab dengan adanya buku yang beredar di Indonesia. Buku pengalaman haji berjudul: 40 HARI DI TANAH SUCI
Buku yang sengaja ditulis oleh seorang jemaah Indonesia, yang berguna sebagai tambahan pengalaman dan berguna sebagai buku panduan haji bagi yang ingin pergi melaksanakan haji ke Baitullah.
Bila ada pertanyaan:
Dimana saya bisa peroleh buku manasik haji?
Dimana ada buku haji?
Dimana ada cerita haji?
Bagaimana perjalanan haji?
Semua bisa kita peroleh jawabnya dengan membaca buku berjudul: 40 HARI DI TANAH SUCI, yang ditulis oleh seorang jemaah Indonesia.
Bila ada pertanyaan:
Apa yang dilakukan di saat haji?
Apa yang dilakukan di saat berumrah?
Bagimana ziarah ke makam rasul Muhammad?
Bagaimana cerita ziarah ke makam Baqi?
Bagaimana cerita jamaah di kota Madinah?
Anda sudah bisa dapatkan ceritanya dengan membaca buku berudul:
40 HARI DI TANAH SUCI
Bila anda yang ingin tahu tentang Haji,
Bila anda ingin tahu tentang Umrah,
Bila anda ingin tahu cerita haji secara lengkap,
Anda sudah bisa memperolehnya melalui buku berjudul:
40 HARI DI TANAH SUCI.
Yang ditulis oleh Jamaah Haji Indonesia.
Info lengkap buku ini ada di:
www,mandailingnatal.page.tl
Apa sebenarnya yang dikerjakan jemaah haji Indonesia di Arab Saudi?
Apa yang dikerjakan di Mekkah?
Apa yang dikerjakan di Madinah?
Apa kegiatan di Arafah?
Apa kegiatan di Muzdifah?
Apa kegiatan di Mina?
Semua ini telah terjawab dengan adanya buku yang beredar di Indonesia. Buku pengalaman haji berjudul: 40 HARI DI TANAH SUCI
Buku yang sengaja ditulis oleh seorang jemaah Indonesia, yang berguna sebagai tambahan pengalaman dan berguna sebagai buku panduan haji bagi yang ingin pergi melaksanakan haji ke Baitullah.
Bila ada pertanyaan:
Dimana saya bisa peroleh buku manasik haji?
Dimana ada buku haji?
Dimana ada cerita haji?
Bagaimana perjalanan haji?
Semua bisa kita peroleh jawabnya dengan membaca buku berjudul: 40 HARI DI TANAH SUCI, yang ditulis oleh seorang jemaah Indonesia.
Bila ada pertanyaan:
Apa yang dilakukan di saat haji?
Apa yang dilakukan di saat berumrah?
Bagimana ziarah ke makam rasul Muhammad?
Bagaimana cerita ziarah ke makam Baqi?
Bagaimana cerita jamaah di kota Madinah?
Anda sudah bisa dapatkan ceritanya dengan membaca buku berudul:
40 HARI DI TANAH SUCI
Bila anda yang ingin tahu tentang Haji,
Bila anda ingin tahu tentang Umrah,
Bila anda ingin tahu cerita haji secara lengkap,
Anda sudah bisa memperolehnya melalui buku berjudul:
40 HARI DI TANAH SUCI.
Yang ditulis oleh Jamaah Haji Indonesia.
Info lengkap buku ini ada di:
www,mandailingnatal.page.tl
Tuesday, April 7, 2009
KESALAHAN TULIS IKLAN DI SURAT KABAR WASPADA
Bila ada yang melihat website tentang iklan di WASPADA yang menerangkan bahwa telah terbit buku berjudul 40 HARI DI TANAH SUCI. Anda menemukan alamat website www.mandailingnatal.page.ti , sebenarnya itu salah ketik. Yang benar adalah www.mandailingnatal.page.tl . Klik disini untuk pembuktian http://www.mandailingnatal.page.tl/ . sekali lagi, jangan lupa, www.mandailingnatal.page.tl .
Terima kasih untuk kunjungannya.
Friday, March 27, 2009
MUSIBAH SITU GINTUNG
MUSIBAH SITU GINTUNG
Situ Gintung anjlok, siapa yang salah?
Rumah-rumah berhancuran. Korban bergelimpangan, harta benda lenyap seketika, sepertinya alam sedang marah karena kita tidak sedang terfokus memperhatikannya. Belasungkawa yang sedalam-dalamnya disampaikan penulis pada korban yang mendapat musibah. Semoga Tuhan memberi kelapangan pada korban seluruhnya, dan semoga pemerintahpun tak mendapat kesulitan dalam menangani masalah ini.
Semoga dari Tragedi Situ Gintung ini akan memberi pemikiran bagi daerah-daerah lain yang punya danau seperti Situ Gintung. Jangan kiranya ada lagi yang mendapat masalah memilukan yang seperti ini. Bila ada tanggul penahan air danau yang berfungsi seperti tempat wisata Situ Gintung ini, marilah kita cek secara seksama. Marilah kita periksa daya tahan tanggulnya. Jangan kiranya kita yang mempunyai harta seperti itu akan mengakibatkan kematian yang banyak seperti di Situ Gintung Tangerang Jawa Barat. Kita pasti bisa mengecek apakah tanggulnya masih memadai. Apakah pintu airnya yang pasti terbuat dari besi masih memungkinkan untuk bisa menahan desakan air yang tergenang. Semoga siapa saja yang punya tempat seperti ini akan semakin memikirkan keselamatan penduduk sekitarnya. Semoga hal ini akan membukakan hati orang-orang yang ditugaskan negara untuk lebih memperhatikan tanggul-tanggul yang sudah berusia lebih dari 15 tahun. Agar jangan lagi ada kiranya cerita menyedihkan seperti ini terjadi di bumi pertiwi kita. Semoga para korban bisa merasa tabah dengan ujian hidup ini. Juga penanggulangan korban bisa cepat teratasi. Semua bisa memberi santunan yang bisa membahagiakan mereka-mereka yang telah menjadi korban. Tak lupa kita do'akan kiranya para korban yang telah meninggal dunia, agar kiranya diterima Tuhan disisinya. Amin
Situ Gintung anjlok, siapa yang salah?
Rumah-rumah berhancuran. Korban bergelimpangan, harta benda lenyap seketika, sepertinya alam sedang marah karena kita tidak sedang terfokus memperhatikannya. Belasungkawa yang sedalam-dalamnya disampaikan penulis pada korban yang mendapat musibah. Semoga Tuhan memberi kelapangan pada korban seluruhnya, dan semoga pemerintahpun tak mendapat kesulitan dalam menangani masalah ini.
Semoga dari Tragedi Situ Gintung ini akan memberi pemikiran bagi daerah-daerah lain yang punya danau seperti Situ Gintung. Jangan kiranya ada lagi yang mendapat masalah memilukan yang seperti ini. Bila ada tanggul penahan air danau yang berfungsi seperti tempat wisata Situ Gintung ini, marilah kita cek secara seksama. Marilah kita periksa daya tahan tanggulnya. Jangan kiranya kita yang mempunyai harta seperti itu akan mengakibatkan kematian yang banyak seperti di Situ Gintung Tangerang Jawa Barat. Kita pasti bisa mengecek apakah tanggulnya masih memadai. Apakah pintu airnya yang pasti terbuat dari besi masih memungkinkan untuk bisa menahan desakan air yang tergenang. Semoga siapa saja yang punya tempat seperti ini akan semakin memikirkan keselamatan penduduk sekitarnya. Semoga hal ini akan membukakan hati orang-orang yang ditugaskan negara untuk lebih memperhatikan tanggul-tanggul yang sudah berusia lebih dari 15 tahun. Agar jangan lagi ada kiranya cerita menyedihkan seperti ini terjadi di bumi pertiwi kita. Semoga para korban bisa merasa tabah dengan ujian hidup ini. Juga penanggulangan korban bisa cepat teratasi. Semua bisa memberi santunan yang bisa membahagiakan mereka-mereka yang telah menjadi korban. Tak lupa kita do'akan kiranya para korban yang telah meninggal dunia, agar kiranya diterima Tuhan disisinya. Amin
Sunday, January 25, 2009
Difficult to find a Chinese Merchant is Panyabungan. Why?
Difficult to find a Chinese Merchant is Panyabungan. Why?
As my experience when I always went to many cities or towns around Indonesia. I always found many Chinese merchants in every town. They are always be a big merchant. It is difference with a genguine civilitation who always loss to compete in business with them. For a long time, I never know why was very difficult to find a Chinese merchant in Panyabungan. I never knew the answer of this question. But Many people tell me that long time ago there were many Chinese merchants in Panyabungan. There are many proofs about it. We can find many cemitaries of Chinese in this town. It is very easy to know which one is the civil bury, and which one is the Chinese bury. Chinese bury always be built very large and always built with permanent cement in my town. But the bury of genguine people always be built as a small bury, and usually find not permanent style.
As I know there are two places of Chinese cemitary in Panyabungan. Its are in Pagaran Sigatal, near Kota Siantar, and behind the exbuilding of Tapanuli Cinema, around Pasar Lama, Panyabungan, Mandailing Natal. It is the proof that many Chinese lived in this town long time ago.I write this story because many people don't know about it. When I write something like this, I can feel that I have shared my knowledge about Chinese case in this town. When I was talking about this story with my uncle Mr. Kamarudin, the pensiun of SDN 9 Panyabungan Jae. He told me about why does very difficult to find Chinese etnis in Panyabungan. He said the everything began in 1966. When President Soekarno announced the Perpu number 10. It is forbidden for Chinese to write the mark of his business place in Kanji or Chinese Capital, and forbidden for them to life in Kecamatan (district). In 1966, the area of Panyabungan was a district, not a Kabupaten or regent. So as the Perpu number 10 had made Chinese people was forbode to live in Panyabungan. Not only in Panyabungan, but in every district in Indonesia. But in the else town, no people felt object with apparance of Chinese in their town. When people felt okay in a district area with this situation,, many Chinese would live in that peacefully. When people felt object, the government would push them to leave the town. So in Panyabungan, many people didn't agree with appearance of Chinese merchant in this town. Many people felt object, that's why Chinese had to leave Panyabungan. Until now, it is very difficult to find Chinese here. I found two man, but they have Indonesian guingine wife. A man has Mandailing as his wife, and the other man has Batak from Porsea as his wife. That's why they still live in Panyabungan. That's why they still live in Panyabungan until now, because their wife are a genguine people or Pribumi people.
Mr. Kamarudin told me that there were many Chinese merchants in Panyabungan long time ago. Almost the shop around main street in Panyabungan, always belong to Chinese people. They had become a winner in every kind of business. Including garment, sugar, rubber, and many source from forest. Really it was very difficult for a Pribumi to compete with a Chinese merchant. Soekarno knew about it. President Sukarno it knew very much, that's why he made Perpu number 10, in 1966. When people agree with this Perpu and push the Government to make reality this term, Chinese had to leave the town. But many districts were not like in Panyabungan. But now, Panyabungan is not a district anymore, it has been a regent now. The Perpu has been not for Panyabungan anymore. But maybe because a Chinese is not usually live in Panyabungan, that's why nobody want to try to live and to begin here.
As my experience when I always went to many cities or towns around Indonesia. I always found many Chinese merchants in every town. They are always be a big merchant. It is difference with a genguine civilitation who always loss to compete in business with them. For a long time, I never know why was very difficult to find a Chinese merchant in Panyabungan. I never knew the answer of this question. But Many people tell me that long time ago there were many Chinese merchants in Panyabungan. There are many proofs about it. We can find many cemitaries of Chinese in this town. It is very easy to know which one is the civil bury, and which one is the Chinese bury. Chinese bury always be built very large and always built with permanent cement in my town. But the bury of genguine people always be built as a small bury, and usually find not permanent style.
As I know there are two places of Chinese cemitary in Panyabungan. Its are in Pagaran Sigatal, near Kota Siantar, and behind the exbuilding of Tapanuli Cinema, around Pasar Lama, Panyabungan, Mandailing Natal. It is the proof that many Chinese lived in this town long time ago.I write this story because many people don't know about it. When I write something like this, I can feel that I have shared my knowledge about Chinese case in this town. When I was talking about this story with my uncle Mr. Kamarudin, the pensiun of SDN 9 Panyabungan Jae. He told me about why does very difficult to find Chinese etnis in Panyabungan. He said the everything began in 1966. When President Soekarno announced the Perpu number 10. It is forbidden for Chinese to write the mark of his business place in Kanji or Chinese Capital, and forbidden for them to life in Kecamatan (district). In 1966, the area of Panyabungan was a district, not a Kabupaten or regent. So as the Perpu number 10 had made Chinese people was forbode to live in Panyabungan. Not only in Panyabungan, but in every district in Indonesia. But in the else town, no people felt object with apparance of Chinese in their town. When people felt okay in a district area with this situation,, many Chinese would live in that peacefully. When people felt object, the government would push them to leave the town. So in Panyabungan, many people didn't agree with appearance of Chinese merchant in this town. Many people felt object, that's why Chinese had to leave Panyabungan. Until now, it is very difficult to find Chinese here. I found two man, but they have Indonesian guingine wife. A man has Mandailing as his wife, and the other man has Batak from Porsea as his wife. That's why they still live in Panyabungan. That's why they still live in Panyabungan until now, because their wife are a genguine people or Pribumi people.
Mr. Kamarudin told me that there were many Chinese merchants in Panyabungan long time ago. Almost the shop around main street in Panyabungan, always belong to Chinese people. They had become a winner in every kind of business. Including garment, sugar, rubber, and many source from forest. Really it was very difficult for a Pribumi to compete with a Chinese merchant. Soekarno knew about it. President Sukarno it knew very much, that's why he made Perpu number 10, in 1966. When people agree with this Perpu and push the Government to make reality this term, Chinese had to leave the town. But many districts were not like in Panyabungan. But now, Panyabungan is not a district anymore, it has been a regent now. The Perpu has been not for Panyabungan anymore. But maybe because a Chinese is not usually live in Panyabungan, that's why nobody want to try to live and to begin here.
Monday, January 19, 2009
To Resfect an ability of someone (Indonesian)
MENGHARGAI KELEBIHAN ORANG LAIN
Saya punya seorang paman bernama Makmur.Yang menurut saya sangat pintar, sangat bijak dan sangat super sekali. Tapi meski saya bilang super, saya melihat ada sedikit kekurangan dalam dirinya. Yang mana kekurangan yang sedikit itulah yang membuatnya menjadi sangat tidak beruntung di dalam kehidupannya, tapi tetap saya nilai bahwa ia lebih super dari yang lain. Memang semua orang punya kekurangan, tapi kekurangan yang saya lihat pada orang lain, termasuk diri saya sendiri, tidak membuat kita selalu tidak berhasil dalam hidup ini.
Semua rasa salut saya padanya, bermula ketika ia kembali ke kota saya. Dia datang tanpa anak, tanpa keluarga. Ia hanya datang ditemani barang-barangnya yang amat banyak. Sangat banyak sekali. Dia datang karena sudah tak suka hidup diperantauan lagi. Dia berniat kembali dan tak akan pergi lagi. Dia ingin ke kota saya, karena ia ingin dekat dengan keluarga kami, sebab ibu saya adalah saudara kandungnya.
Ketika pada suatu hari saya perhatikan semua barang-barangnya, saya benar-benar tertegun melihatnya. Rupanya dia telah mengolah kayu sedemikian rupa, sehingga kayu itu berbentuk perkakas untuk membuat sebuah mobil. Ada rodanya, ada kabinnya, ada stirnya, ada tempat duduknya dan semua yang diperlukan di dalam membangun satu unit mobil, kecuali mesinnya. Berarti bila peralatannya ini dilengkapi dengan mesin, maka peralatan ini sudah bisa berfungsi sebagai sebuah mobil yang terbuat dari kayu. Luar biasa karya paman saya ini. Bila saya pikir-pikir sepertinya ini sebuah pekerjaan yang sia-sia. Untuk apa membuat peralatan seperti itu? Apakah hanya akan menyita waktu dan buang-buang modal saja? Tapi bila saya kaitkan dia dengan orang -orang lain seperti di Luar Negeri, yang pernah membuat sebuah perahu besar hanya dengan mengumpulkan batang korek api, dan juga membuat sebuah patung salju yang cukup mewah di negeri Japan, dan banyak lagi karya seni yang sangat tinggi nilainya di berbagai penjuru dunia ini. Paman saya ini mungkin mirip dengan orang-orang itu, tapi paman saya tak sempat menyelesaikan mobil buatannya. Ia kembali ke kota saya sebab dia sudah merasa banyak kekurangan. Rupanya matanya sudah sedikit rabun, ia sudah mulai sakit-sakitan. Perantauan yang dijalaninya selama ini akan diakhirnya segera. Dia kembali hanya karena ingin dekat dengan saudaranya. Dia mungkin ragu bahwa tak lama lagi ia akan meninggalkan dunia ini.
Ketika pada suatu hari saya baca berbagai buku catatannya, rupanya dia punya banyak karya yang tak tersalurkan. Dia pernah merancang pentiasi bangunan. Saya melihat gambarnya di buku catatannya. Sangat indah dan cantik model-modelnya. Saya yakin banyak pemborong bangunan yang akan berminat dengan gaya seni paman saya ini. Bukan hanya itu yang saya temukan di dalam bukunya. Saya juga menemukan satu cara bagaimana caranya beternak belut sehingga mengahasilkan keuntungan yang berlipat ganda, juga cara bertani seperti menanam kacang tanah dengan hasil berlipat ganda. Luar biasa, tapi apakah ini bisa di buktikan? Lalu karena melihat banyak buku catatan ini, saya terus menemuianya karena penasaran. Kenapa ia tak pernah berhasil padahal ia punya daya seni dan pengetahuan yang amat tinggi. Lalu ketika saya sudah bersama dia, kucoba menanyakan satu persatu tentang apa yang saya temukan di dalam bukunya. Dia lalu mengakui semuanya. Dia mengatakan pada saya bahwa ilmu yang dimilikinya adalah ilmu pasti. Lalu saya berpikir sejenak. Saya ingin bila membuat satu perkongsian dengannya, saya sangat ingin untung yang banyak tapi mana yang harus saya pilih lebih dahulu. Lalu perlahan-lahan kucoba menggambarkan bahwa sayapun ingin membuat satu joint venture dengannya. Dia setuju sebab itulah yang ia cari selama ini. Perlahan-lahan sebelum ada mengeluarkan modal, sebelum semuanya mulai dilangkahkan, sayapun menanyakan semuanya satu persatu. Termasuk banyaknya modal yang akan dikeluarkan dan bagaimana tentang saran tempanya maupun peralatannya, begitu juga dengan bagi hasilnya. Tapi setelah semuanya dibicarakan, ternyata saya tidak beminat. Kenapa? Saya telah menemukan sesuatu di dalam diri paman saya. Sesuatu yang mungkin membuat ia tak disukai orang lain sebagai teman bisnis. Rupanya ia sangat bangga dengan ilmu yang dimilikinya, bahkan terlalu bangga. seperTinya dia menyangka bahwa modal yang akan saya keluarkan adalah sesuatu yang rendah nilainya, sepertinya rasa kemauan saya untuk joint dengannya adalah sesuatu yang rendah derajatnya dibandingkan dengan ilmunya. sebab ini saya menjadi masih harus berpikir panjang tentang perkongsian dengannya ini.
Saya memandanginya dengan penuh kasihan. Dia terlalu ego dengan kelebihannya. Dia terlalu berharap bahwa saya harus menganggapnya sebagai serang pahlawan. Tentu saya tidak akan mampu. Sayapun merasa seorang yang unggul karena saya punya modal. Jadi saya berharap mesti fifty-fifti. Jadi karena inilah saya mengurungkan niat untuk bersatu dalam masalah bisnis dengan paman saya. Jadi bagi pembaca yang mungkin punya keahlian yang sangat tinggi seperti paman saya ini, mesti berhati-hati agar jangan sampai si pemodal tidak ingin bersatu dengan anda. Memang kalau kita punya keahlian, itu sesuatu yang super, tapi bila seseorang juga punya keahlian untuk berdagang dalam memasarkan hasil karya kita, itu juga sesuatu yang mesti dihargai, begitu juga dengan siempunya modal yang bisa berguna sebagai penggerak di setiap langkah. Jadi bila ada yang besipat seperti paman saya ini, cobalah untuk merubahnya, jangan sampai seperti paman saya, usianya bertambah, tapi semua tetap jadi sebuah theory, hingga ia pulang dari perantauannya, tapi semua ilmunya masih tetap sebuah theory. Bahkan saya tidak menanyakan ilmunya lagi, sayapun takut kalau ilmunya sesuatu yang susah untuk diberikan olehnya Saya tidak ingin bersipat seperti itu. Saya ingin menjadi seorang pemberi. Seperti haknya tulisan ini, sanya ingin memberi pada orang lain sepanjang tak membahayakan pada saya, agar orang lain tahu, bila memang ia belum tahu. Saya bukan membenci paman saya. Saya selalu sayang padanya, tapi kalau untuk joint, saya benar-benar tidak bersedia, sebab ia saya nilai seorang yang ego. Jadi ini salah satu sipat yang mesti kita buang jauh-jauh. Kalau soal keahliannya, saya menilainya sangat luar biasa. Ia bisa melukis dengan cat basah, melukis dengan pena, mengarang sebuah buku dan banyak lagi. Sangat banyak. Tapi di antara keahliannya yang pernah ia tukarkan dengan uang hanya lukisanya tapi toh ia juga bukan seorang yang pandai memasarkan hasil karyanya. Dia hanya menjual dengan harga murah, tidak pernah dengan harga mahal karena dia memang tidak berbakat dalam hal memasarkan barang. Tapi dia tidak menyadari hal ini. Sepertinya tidak ada sifat bergabung dengannya, tidak ada sifat saling bahu-membahu. Jika seandainya ia pandai, alangkah cemerlangnya hidupnya. Tapi inilah yang tidak ia sadari. Sekarang masa mudaya telah berlalu, sekarang ia sudah sangat tua, dan sudah hampir tidak bisa mencari nafkah lagi. Kitalah sebagai pembaca yang bisa menikmati pengalamannya ini, semoga kita tidak akan seperti paman saya, Makmur. Semoga kita sukses selalu. Bila ingin baca Motivasi yang lain dari saya, klik di sini
Saya punya seorang paman bernama Makmur.Yang menurut saya sangat pintar, sangat bijak dan sangat super sekali. Tapi meski saya bilang super, saya melihat ada sedikit kekurangan dalam dirinya. Yang mana kekurangan yang sedikit itulah yang membuatnya menjadi sangat tidak beruntung di dalam kehidupannya, tapi tetap saya nilai bahwa ia lebih super dari yang lain. Memang semua orang punya kekurangan, tapi kekurangan yang saya lihat pada orang lain, termasuk diri saya sendiri, tidak membuat kita selalu tidak berhasil dalam hidup ini.
Semua rasa salut saya padanya, bermula ketika ia kembali ke kota saya. Dia datang tanpa anak, tanpa keluarga. Ia hanya datang ditemani barang-barangnya yang amat banyak. Sangat banyak sekali. Dia datang karena sudah tak suka hidup diperantauan lagi. Dia berniat kembali dan tak akan pergi lagi. Dia ingin ke kota saya, karena ia ingin dekat dengan keluarga kami, sebab ibu saya adalah saudara kandungnya.
Ketika pada suatu hari saya perhatikan semua barang-barangnya, saya benar-benar tertegun melihatnya. Rupanya dia telah mengolah kayu sedemikian rupa, sehingga kayu itu berbentuk perkakas untuk membuat sebuah mobil. Ada rodanya, ada kabinnya, ada stirnya, ada tempat duduknya dan semua yang diperlukan di dalam membangun satu unit mobil, kecuali mesinnya. Berarti bila peralatannya ini dilengkapi dengan mesin, maka peralatan ini sudah bisa berfungsi sebagai sebuah mobil yang terbuat dari kayu. Luar biasa karya paman saya ini. Bila saya pikir-pikir sepertinya ini sebuah pekerjaan yang sia-sia. Untuk apa membuat peralatan seperti itu? Apakah hanya akan menyita waktu dan buang-buang modal saja? Tapi bila saya kaitkan dia dengan orang -orang lain seperti di Luar Negeri, yang pernah membuat sebuah perahu besar hanya dengan mengumpulkan batang korek api, dan juga membuat sebuah patung salju yang cukup mewah di negeri Japan, dan banyak lagi karya seni yang sangat tinggi nilainya di berbagai penjuru dunia ini. Paman saya ini mungkin mirip dengan orang-orang itu, tapi paman saya tak sempat menyelesaikan mobil buatannya. Ia kembali ke kota saya sebab dia sudah merasa banyak kekurangan. Rupanya matanya sudah sedikit rabun, ia sudah mulai sakit-sakitan. Perantauan yang dijalaninya selama ini akan diakhirnya segera. Dia kembali hanya karena ingin dekat dengan saudaranya. Dia mungkin ragu bahwa tak lama lagi ia akan meninggalkan dunia ini.
Ketika pada suatu hari saya baca berbagai buku catatannya, rupanya dia punya banyak karya yang tak tersalurkan. Dia pernah merancang pentiasi bangunan. Saya melihat gambarnya di buku catatannya. Sangat indah dan cantik model-modelnya. Saya yakin banyak pemborong bangunan yang akan berminat dengan gaya seni paman saya ini. Bukan hanya itu yang saya temukan di dalam bukunya. Saya juga menemukan satu cara bagaimana caranya beternak belut sehingga mengahasilkan keuntungan yang berlipat ganda, juga cara bertani seperti menanam kacang tanah dengan hasil berlipat ganda. Luar biasa, tapi apakah ini bisa di buktikan? Lalu karena melihat banyak buku catatan ini, saya terus menemuianya karena penasaran. Kenapa ia tak pernah berhasil padahal ia punya daya seni dan pengetahuan yang amat tinggi. Lalu ketika saya sudah bersama dia, kucoba menanyakan satu persatu tentang apa yang saya temukan di dalam bukunya. Dia lalu mengakui semuanya. Dia mengatakan pada saya bahwa ilmu yang dimilikinya adalah ilmu pasti. Lalu saya berpikir sejenak. Saya ingin bila membuat satu perkongsian dengannya, saya sangat ingin untung yang banyak tapi mana yang harus saya pilih lebih dahulu. Lalu perlahan-lahan kucoba menggambarkan bahwa sayapun ingin membuat satu joint venture dengannya. Dia setuju sebab itulah yang ia cari selama ini. Perlahan-lahan sebelum ada mengeluarkan modal, sebelum semuanya mulai dilangkahkan, sayapun menanyakan semuanya satu persatu. Termasuk banyaknya modal yang akan dikeluarkan dan bagaimana tentang saran tempanya maupun peralatannya, begitu juga dengan bagi hasilnya. Tapi setelah semuanya dibicarakan, ternyata saya tidak beminat. Kenapa? Saya telah menemukan sesuatu di dalam diri paman saya. Sesuatu yang mungkin membuat ia tak disukai orang lain sebagai teman bisnis. Rupanya ia sangat bangga dengan ilmu yang dimilikinya, bahkan terlalu bangga. seperTinya dia menyangka bahwa modal yang akan saya keluarkan adalah sesuatu yang rendah nilainya, sepertinya rasa kemauan saya untuk joint dengannya adalah sesuatu yang rendah derajatnya dibandingkan dengan ilmunya. sebab ini saya menjadi masih harus berpikir panjang tentang perkongsian dengannya ini.
Saya memandanginya dengan penuh kasihan. Dia terlalu ego dengan kelebihannya. Dia terlalu berharap bahwa saya harus menganggapnya sebagai serang pahlawan. Tentu saya tidak akan mampu. Sayapun merasa seorang yang unggul karena saya punya modal. Jadi saya berharap mesti fifty-fifti. Jadi karena inilah saya mengurungkan niat untuk bersatu dalam masalah bisnis dengan paman saya. Jadi bagi pembaca yang mungkin punya keahlian yang sangat tinggi seperti paman saya ini, mesti berhati-hati agar jangan sampai si pemodal tidak ingin bersatu dengan anda. Memang kalau kita punya keahlian, itu sesuatu yang super, tapi bila seseorang juga punya keahlian untuk berdagang dalam memasarkan hasil karya kita, itu juga sesuatu yang mesti dihargai, begitu juga dengan siempunya modal yang bisa berguna sebagai penggerak di setiap langkah. Jadi bila ada yang besipat seperti paman saya ini, cobalah untuk merubahnya, jangan sampai seperti paman saya, usianya bertambah, tapi semua tetap jadi sebuah theory, hingga ia pulang dari perantauannya, tapi semua ilmunya masih tetap sebuah theory. Bahkan saya tidak menanyakan ilmunya lagi, sayapun takut kalau ilmunya sesuatu yang susah untuk diberikan olehnya Saya tidak ingin bersipat seperti itu. Saya ingin menjadi seorang pemberi. Seperti haknya tulisan ini, sanya ingin memberi pada orang lain sepanjang tak membahayakan pada saya, agar orang lain tahu, bila memang ia belum tahu. Saya bukan membenci paman saya. Saya selalu sayang padanya, tapi kalau untuk joint, saya benar-benar tidak bersedia, sebab ia saya nilai seorang yang ego. Jadi ini salah satu sipat yang mesti kita buang jauh-jauh. Kalau soal keahliannya, saya menilainya sangat luar biasa. Ia bisa melukis dengan cat basah, melukis dengan pena, mengarang sebuah buku dan banyak lagi. Sangat banyak. Tapi di antara keahliannya yang pernah ia tukarkan dengan uang hanya lukisanya tapi toh ia juga bukan seorang yang pandai memasarkan hasil karyanya. Dia hanya menjual dengan harga murah, tidak pernah dengan harga mahal karena dia memang tidak berbakat dalam hal memasarkan barang. Tapi dia tidak menyadari hal ini. Sepertinya tidak ada sifat bergabung dengannya, tidak ada sifat saling bahu-membahu. Jika seandainya ia pandai, alangkah cemerlangnya hidupnya. Tapi inilah yang tidak ia sadari. Sekarang masa mudaya telah berlalu, sekarang ia sudah sangat tua, dan sudah hampir tidak bisa mencari nafkah lagi. Kitalah sebagai pembaca yang bisa menikmati pengalamannya ini, semoga kita tidak akan seperti paman saya, Makmur. Semoga kita sukses selalu. Bila ingin baca Motivasi yang lain dari saya, klik di sini
Monday, January 12, 2009
STORY OF A RELIGION TEACHER
ABDUL FATAH
Have you ever hear the story about Tuan Syeh Abdul Patah in Kota Siantar, Panyabungan, Madina, Indonesia? Here I will tell you about it.
Long time ago, there was a man who called Abdul Patah in Panyabungan town. At first time, he was only an usual religion teacher in my town. Every body only resfected him like the other teachers. But since there has been a magic story about him, every body surprised and called him Tuan syeh or a great teacher (Awlia). His story is like this.
When he was having hair cut around the mosque in Panyabungan, he said to someone who was cutting his hair to stop it. He had not been finished yet. His hair was not finish yet to cut. At the right side had been okay, and the left side was still being long. But when he said that someone ought to stop to cut his hair, he stood up. He only said, "Wait for a while. Mecca is being caught by fire. I want to go there".
Someone who was cutting his hair was very feel surprise. What happen with Mecca. Mecca is a very far country from Indonesia. Everybody who wanted to go there need 6 sixt month for go there and come back to Indonesia by a ship. He went away and run. He disappear and someone who just cut his hair took a sit to waiting for him.
In that day too, he came back and asked to someone to continue to cut his hair. In that time Abdul Fatah told him that he just came from Mecca. He helped the people in Mecca to stop the fire down. The worker continued his work without care to Abdul Patah's talking. Of course,because his talking was unlogically. His story was impossible to occur. No body would believe him, nobody trusted his story at that time. When Abdul Fatah finished to have hair cut, he went home. Many man had been know about his story. Many man had said that Abdul Fatah had become a crazy man. Before this story, so many man believed him because he was a religion teacher. But since that time, nobody believed him anymore. Even a people in Panyabungan had said that he was insane. A few month later, when a pilgrimage came from Mecca, one of pilgrimage bring some thing for him. ?A pilgrimage came to looked for him, When the man asked every body about the house of Abdul Fatah, every body asked about his plan to find Abdul Patah. The man said that he met with Abdul Fatah a few month ago in Mecca. Abdul Patah helped the people in Mecca to stop the burning fire. The pilgrimage looked that a knife falled down from his pocked. He show the knife falled down from Abdul Patah's pocket. That's why he came here to find for Abdul Patah, hoped to return the knife. Every body felt surpirise to hear it. Was it possible? As for we do not believe Abdul Patah, the man who was coming from Mecca had been bring the proof. If the people believed him, was is logically? But what thing is not impossimble for God. Every thing is easy for God to make? When the man had returned the knife to Abdul Patah, and many people show it. This story became a great one in Panyabungan at that time. It was happening when Holland still colonizing Indonesia. Before this happen, he was only an usual teacher, but when every body knows about his ability, everybody has been said that he is a Tuan Syeh or a great religion teacher until know. Now he has been dead, but many man knows about this story. He was be burried in Pagaran Sigatal, around Kota Siantar, Panyabungan. So many people visits his bury every year. He death before Indonesia proclaim the Independent day. Many man believe this story. If you know Abdul Haris Nasution, the Indonesian Hero in maintaining Pancasila in 1965. He also believed this story. He ever came here to visit Abdul Patah's bury. He came here because he had promised to come here. He told the people that he promised to his selves. As for his foot recover from shooting by gun in 31 October 1965, he would come to visit Abdul Patah's bury. So, when he felt good with his foot, he ought to visit it. Not only him. I find many people outside Panyabungan come to visit this bury. Sometimes the people come here because a promise (Nazar), some times because Abdul Patah was a great religion teacher long time ago. But the main, I find many visitor come to visit this bury. Nowadays there is a man who live in Pagaran Sigatal takes care about this cemetery. Many times he sweeps and clean this location. I don't know is he a worker or a grandson of Abdul Fatah. But he cares this bury so much. He made a fence for it. Built a roof, and cleans it until clear every times. Hope every visitor will feel satisfy to visit this bury. He does it because some times the visitor gives him some money. If a reader is a Muslim, I think it is not a faulth if you come here. If you come here, so you have visited someone be loved by Allah the creator the world and the else. God gave him an ability like that, could go to Mecca in a few time is a great ability. The ability like this called Kiramat in Islam. So many religion teachers in Panyabungan or in Mandaiing Natal who had a Kiramat like that. Such as Tuan from Muara Mais, and many Tuan syeh in Panyabungan. But now I find nothing anymore. But I doubt about someone. I believe he has an ability, but I don't know exactly. He lives in Dalan Lidang, Panyabungan. I doubt that he is very close to God. If you want to visit the burry of Tuan Syeh Abdul Patah, you may come to Panyabungan. Panyabungan is a capital of Mandailing Natal in North Sumatra. The burry is only about 4 Kms from the central of Panyabungan. Every visitor can go there by a mechine pedicab. We need money for machine pedicab around Rp 3.000, from central Panyabungan to Pagaran Sigatal. If you come here with many man, you may count the cost, you know about the currency of Rupiah with your money if you are in outside of Indonesia. Thank you very much for your visit on my page.
Have you ever hear the story about Tuan Syeh Abdul Patah in Kota Siantar, Panyabungan, Madina, Indonesia? Here I will tell you about it.
Long time ago, there was a man who called Abdul Patah in Panyabungan town. At first time, he was only an usual religion teacher in my town. Every body only resfected him like the other teachers. But since there has been a magic story about him, every body surprised and called him Tuan syeh or a great teacher (Awlia). His story is like this.
When he was having hair cut around the mosque in Panyabungan, he said to someone who was cutting his hair to stop it. He had not been finished yet. His hair was not finish yet to cut. At the right side had been okay, and the left side was still being long. But when he said that someone ought to stop to cut his hair, he stood up. He only said, "Wait for a while. Mecca is being caught by fire. I want to go there".
Someone who was cutting his hair was very feel surprise. What happen with Mecca. Mecca is a very far country from Indonesia. Everybody who wanted to go there need 6 sixt month for go there and come back to Indonesia by a ship. He went away and run. He disappear and someone who just cut his hair took a sit to waiting for him.
In that day too, he came back and asked to someone to continue to cut his hair. In that time Abdul Fatah told him that he just came from Mecca. He helped the people in Mecca to stop the fire down. The worker continued his work without care to Abdul Patah's talking. Of course,because his talking was unlogically. His story was impossible to occur. No body would believe him, nobody trusted his story at that time. When Abdul Fatah finished to have hair cut, he went home. Many man had been know about his story. Many man had said that Abdul Fatah had become a crazy man. Before this story, so many man believed him because he was a religion teacher. But since that time, nobody believed him anymore. Even a people in Panyabungan had said that he was insane. A few month later, when a pilgrimage came from Mecca, one of pilgrimage bring some thing for him. ?A pilgrimage came to looked for him, When the man asked every body about the house of Abdul Fatah, every body asked about his plan to find Abdul Patah. The man said that he met with Abdul Fatah a few month ago in Mecca. Abdul Patah helped the people in Mecca to stop the burning fire. The pilgrimage looked that a knife falled down from his pocked. He show the knife falled down from Abdul Patah's pocket. That's why he came here to find for Abdul Patah, hoped to return the knife. Every body felt surpirise to hear it. Was it possible? As for we do not believe Abdul Patah, the man who was coming from Mecca had been bring the proof. If the people believed him, was is logically? But what thing is not impossimble for God. Every thing is easy for God to make? When the man had returned the knife to Abdul Patah, and many people show it. This story became a great one in Panyabungan at that time. It was happening when Holland still colonizing Indonesia. Before this happen, he was only an usual teacher, but when every body knows about his ability, everybody has been said that he is a Tuan Syeh or a great religion teacher until know. Now he has been dead, but many man knows about this story. He was be burried in Pagaran Sigatal, around Kota Siantar, Panyabungan. So many people visits his bury every year. He death before Indonesia proclaim the Independent day. Many man believe this story. If you know Abdul Haris Nasution, the Indonesian Hero in maintaining Pancasila in 1965. He also believed this story. He ever came here to visit Abdul Patah's bury. He came here because he had promised to come here. He told the people that he promised to his selves. As for his foot recover from shooting by gun in 31 October 1965, he would come to visit Abdul Patah's bury. So, when he felt good with his foot, he ought to visit it. Not only him. I find many people outside Panyabungan come to visit this bury. Sometimes the people come here because a promise (Nazar), some times because Abdul Patah was a great religion teacher long time ago. But the main, I find many visitor come to visit this bury. Nowadays there is a man who live in Pagaran Sigatal takes care about this cemetery. Many times he sweeps and clean this location. I don't know is he a worker or a grandson of Abdul Fatah. But he cares this bury so much. He made a fence for it. Built a roof, and cleans it until clear every times. Hope every visitor will feel satisfy to visit this bury. He does it because some times the visitor gives him some money. If a reader is a Muslim, I think it is not a faulth if you come here. If you come here, so you have visited someone be loved by Allah the creator the world and the else. God gave him an ability like that, could go to Mecca in a few time is a great ability. The ability like this called Kiramat in Islam. So many religion teachers in Panyabungan or in Mandaiing Natal who had a Kiramat like that. Such as Tuan from Muara Mais, and many Tuan syeh in Panyabungan. But now I find nothing anymore. But I doubt about someone. I believe he has an ability, but I don't know exactly. He lives in Dalan Lidang, Panyabungan. I doubt that he is very close to God. If you want to visit the burry of Tuan Syeh Abdul Patah, you may come to Panyabungan. Panyabungan is a capital of Mandailing Natal in North Sumatra. The burry is only about 4 Kms from the central of Panyabungan. Every visitor can go there by a mechine pedicab. We need money for machine pedicab around Rp 3.000, from central Panyabungan to Pagaran Sigatal. If you come here with many man, you may count the cost, you know about the currency of Rupiah with your money if you are in outside of Indonesia. Thank you very much for your visit on my page.
Subscribe to:
Posts (Atom)