Saturday, December 6, 2008

Traditional Game in Mandailing (Indonesian Language)

TIN, SALAH SATU PERMAINAN TRADISIONIL MANDAILING
Permainan Tin (Martin)adalah suatu permainan anak-anak yang cukup disenangi di zaman dulu di tanah Mandailing. Permainan ini bisa dikategorokan sebagai permainan mencari dan dicari. Tapi sekarang tidak banyak lagi yang memainkannya, Sebab amat banyak sekarang kegiatan-kegiatan yang membuat orang tidak lagi memainkannya. Seperti menonton sinetron, main playstation, game di ponsel, dan banyak lagi yang membuat permainan ini seperti kadaluarsa. Tapi bagi kita generasi sekarang. Perlu untuk mengingatnya. Jangan sempat permainan warisan ini sirna begitu saja ditelan masa. Sebab budaya itu amat penting nilainya. Budaya itu merupakan kekayaan bangsa. Begini cara mainnya.
Permainan ini terdiri dari beberapa orang. Paling sedikit 3 orang. Bisa juga dengan 4, 5, 6 orang atau lebih. Tanpa merubah cara mainnya. Bahkan bisa dimainkan oleh puluhan orang bahkan lebih.
Dalam permainan ini, ada dua posisi. Posisi pencari dan posisi dicari. Posisi mencari diakibatkan karena kalah. Dan posisi dicari diakibatkan karena menang. Kalah diartikan telah dapat di cari. Dan menang diartikan tak dapat di cari. Atau saat dia ditemukan, dia lebih menguasai post dari pada si pencari, yang seharusnya post dijaga oleh si pencari. Lokasi tempat, seharusnya punya tanah yang agak lapang. Yang bisa digunakan sebagai tempat post. Dan sebaiknya mempunyai tempat-tempat yang agak tersembunyi, yang berguna untuk tempat bersembunyi oaring yang dicari. Jadi permainan Martin ini bisa dikategorikan sebagai permaianan mencari dan dicari.
Di tanah yang agak lapang, kita bisa menggunaannya sebagai tempat post. Di lapangan ini dibuat garis lingkaran dengan menggores tanah. Biasanya lingkaran berdiameter satu meter. Di tengah lingkaran itu, kita susun serabut kelapa, ataupun sandal kita dan teman teman. Disusun hingga membentuk kerucut. Berarti post dapat dibanyangkan berada di tanah lapang. Yang di lapangan itu ada serabut yang disusun meninggi. Dan berada di dalam sebuah garis lingkaran. Bila kita berada dalam posisi kalah. Kita yang akan menjaga post ini. Seterusnya akan terus menjaga bila terus kalah. Walau sampai kapanpun bila permainan diteruskan. Caranya untuk memenangkan pertandingan ini, dengan mencari dan mengamati ke mana lawan bersembunyi. Tapi tetap harus menjaga post setiap saat. Jadi terbaik, cuma dengan mengamati seseksama mungkin. Jadi tidak diamati dengan saksama, lawan akan datang berlari dari persembunyiannya. Berlari menuju post. Menyepak tumpukan serabut hingga berantakan. Jadi cara untuk menghalaginya, adalah dengan menyebut namanya dan berlari secepat mungkin ke post. Jangan sampai lawan lebih dulu. Kemudian menyentuhnya serabut yang disusun tadi seraya mengatakan, “Tin”. Maka lawan yang tadilah yang kalah. Selanjutnya kita menanti lawan berusaha memporak-porandakan tumpukan serabut di post kita. Bila kita sudah melihat lawan, sebut namanya. Sentuh tumpukan serabut, sambil mengucapkan, ”Tin”. Maka ia pun akan jadi tawanan. Bengitulah seterusnya sampai habis pihak musuh. Bila musuh sudah tertawan semua, maka usailah permainan. Mulailah dengan permainan baru, dengan pihak yang kalah yaitu siapa yang tertawan lebih dulu. Tapi bila dalam permainan tadi kita tidak sempat menyebut nama, menyentuh tumpukan serabut, atau tidak sempat mengatakan tin, atau ia lebih cepat sampai ke tempat post. Sehingga ia menyepak tumpukan serabut dengan kerasnya, hingga berantakan. Maka seluruh tawanan akan berhak lari tanpa syarat. Tak ada lagi tawanan kita. Tugas kita bahkan bertambah. Yaitu merapikan tumpukan yang sudah berantakan. Dan mulai lagi mencari tawanan pertama. Begitulah seterusnya hingga kita menawan semua musuh atau pihak yang dicari, baru kita bisa berada pada pihak yang menang. Bila semua pihak yang dicari telah ditawan semua. Siapa yang lebih dulu tadi ditawan, dialah yang akan jadi pihak pencari pada tahap berikutnya, sampai ia bisa menawan atau menangkap semua lawan tandingnya. Begitu menarik kalau kita memainkannya. Ini salah satu permainan tradisi di tanah batak Mandailing Sumatra Utara Indonesia. Semoga generasi sekarang tidak akan melupakan permainan Mandailing ini.















No comments: